1. Negeri Suriah Pendahuluan
Negeri Suriah, atau secara resmi Republik Arab Suriah, adalah negara yang terletak di kawasan Timur Tengah, Asia Barat Daya. Negara ini berbatasan dengan Turki di utara, Irak di timur, Yordania di selatan, Israel dan Lebanon di barat daya, serta Laut Mediterania di barat. Ibu kota Suriah adalah Damaskus, salah satu kota tertua yang masih dihuni di dunia.
2. Negeri Suriah Sejarah Singkat
Suriah memiliki sejarah panjang dan merupakan bagian dari wilayah yang dikenal sebagai “Cradle of Civilization” (Tempat Lahir Peradaban).
- Peradaban Kuno: Wilayah Suriah telah dihuni sejak zaman prasejarah dan menjadi bagian dari berbagai kekaisaran seperti Asyur, Babilonia, Persia, Yunani (di bawah Aleksander Agung), Romawi, dan Bizantium.
- Islam dan Kekhalifahan: Pada abad ke-7, Suriah ditaklukkan oleh Kekhalifahan Islam dan menjadi pusat penting pada masa Umayyah, dengan Damaskus sebagai ibu kota kekhalifahan pertama.
- Penjajahan Prancis: Setelah Perang Dunia I dan runtuhnya Kekaisaran Utsmaniyah, Suriah menjadi mandat Prancis hingga merdeka pada tahun 1946.
3. Negeri Suriah Pemerintahan dan Politik
Suriah merupakan republik yang dikuasai oleh Partai Ba’ath, dengan Presiden Bashar al-Assad sebagai pemimpin sejak tahun 2000, menggantikan ayahnya, Hafez al-Assad, yang berkuasa sejak 1971.
Sejak tahun 2011, Suriah dilanda konflik bersenjata besar yang dimulai sebagai bagian dari gelombang Arab Spring. Protes damai terhadap pemerintah berkembang menjadi perang saudara, melibatkan berbagai kelompok pemberontak, ekstremis, dan kekuatan asing seperti Rusia, Iran, Amerika Serikat, dan Turki.
4. Geografi dan Iklim
Suriah memiliki lanskap yang beragam, dari pegunungan dan dataran tinggi di barat, padang pasir di timur, hingga sungai Efrat yang menjadi sumber utama air.
Iklim di Suriah sebagian besar adalah mediterania di bagian barat dan semi-kering hingga kering di bagian tengah dan timur.
5. Ekonomi
Sebelum konflik, Suriah memiliki ekonomi campuran yang berkembang dalam sektor pertanian, minyak, industri, dan pariwisata. Namun, sejak pecahnya perang, ekonomi Suriah runtuh:
- Infrastruktur hancur.
- Mata uang terdevaluasi parah.
- Pengangguran dan kemiskinan meluas.
- Populasi bergantung pada bantuan kemanusiaan.
Minyak dan gas alam masih menjadi sektor penting, namun produksinya sangat terbatas akibat kerusakan dan sanksi internasional.
6. Budaya dan Masyarakat
Suriah dikenal sebagai negeri dengan warisan budaya yang kaya. Bangsa ini terdiri dari berbagai kelompok etnis dan agama, termasuk Arab Sunni (mayoritas), Alawi, Kristen, Druze, dan Kurdi.
Bahasa resmi adalah Bahasa Arab, dan agama mayoritas adalah Islam, dengan keberadaan komunitas Kristen yang cukup besar.
Suriah juga terkenal dengan arsitektur kuno, seni, musik tradisional, serta kuliner seperti kibbeh, hummus, falafel, dan tabbouleh.
7. Krisis Kemanusiaan
Perang Suriah telah menyebabkan:
- Lebih dari 500.000 kematian.
- Jutaan orang mengungsi, baik internal maupun ke luar negeri.
- Kehancuran kota-kota bersejarah seperti Aleppo, Homs, dan Raqqa.
- Krisis kemanusiaan berkepanjangan, termasuk kelaparan, kekurangan air bersih, dan layanan kesehatan yang sangat terbatas.
Meski konflik mereda di beberapa wilayah, situasi masih belum stabil dan proses rekonstruksi sangat lambat.
8. Harapan untuk Masa Depan
Meskipun Suriah menghadapi tantangan luar biasa, banyak rakyat Suriah di dalam dan luar negeri terus berjuang untuk masa depan yang lebih damai dan adil. Upaya perdamaian terus dilakukan, baik melalui diplomasi internasional maupun inisiatif lokal.